Perjalanan saya dimulai dari Bali, di mana saya menaiki pesawat menuju Makassar, Sulawesi Selatan. Setelah mendarat di Bandara Sultan Hasanuddin, saya melanjutkan perjalanan darat selama beberapa jam menuju Polewali Mandar, sebuah wilayah di Sulawesi Barat yang terkenal dengan perkebunan kakaonya. Dalam perjalanan ini, saya tidak hanya terpesona oleh keindahan alam yang mempesona, tetapi juga penasaran dengan kehidupan para petani kakao di sana.
Setibanya di Polewali Mandar, saya bertemu dengan Rauf dari Koperasi Mitra Agribisnis Mandiri. Dia memberi saya gambaran rinci tentang sejarah budidaya kakao di Polewali Mandar, yang dimulai sejak awal tahun 1980-an. Sangat menarik untuk mengetahui bagaimana kakao yang sering ditanam di bawah pohon kelapa, telah menjadi sumber pendapatan yang signifikan bagi para petani lokal.
Saya melakukan perjalanan ke Tapango Barat untuk bertemu dengan Muhiddin, seorang anggota Kelompok Tani Harapan Jaya. Kebun Muhiddin adalah contoh sempurna dari agroforestri yang sedang berjalan. Ia telah mendiversifikasi kebunnya seluas satu hektar dengan 700 pohon kakao dan berbagai jenis pohon buah-buahan seperti rambutan, durian, dan alpukat. Meskipun terjadi kekeringan baru-baru ini, Muhiddin tetap optimis akan masa depan, berkat ketahanan yang diberikan oleh praktik wanatani. Kisahnya tentang panen yang konsisten dan pendapatan yang terdiversifikasi sangat menginspirasi.
Setelah itu saya bertemu dengan Hassani, seorang anggota koperasi yang berdedikasi dan seorang manajer di bidang pertanian organik dan pengembangan peternakan. Hassani berbagi wawasannya tentang tantangan signifikan yang dihadapi oleh petani kakao, termasuk perubahan iklim dan penuaan pohon kakao. Ia menekankan pentingnya meremajakan pohon-pohon ini dan memperkenalkan wanatani untuk meningkatkan kesehatan tanah dan mendiversifikasi sumber pendapatan bagi para petani.
Kembali ke kantor koperasi, saya menggali lebih dalam tentang dampak koperasi terhadap masyarakat setempat. Kolaborasi koperasi dengan Rikolto Indonesia sejak tahun 2010 telah berperan penting dalam membangun kapasitas petani melalui pendanaan dan jaringan. Kemitraan ini tidak hanya meningkatkan praktik pertanian para petani, tetapi juga memperkuat kemampuan mereka dalam mengatasi tantangan seperti kesehatan tanah dan pengelolaan hama.
Saya menghabiskan waktu bersama para petani seperti Ramli dan Parmansyah, yang telah menerapkan metode pertanian berkelanjutan dari koperasi. Ramli, seorang petani muda dari Tapango Barat, berbagi tentang bagaimana ia mengintegrasikan teknik pertanian modern yang dipelajari dari koperasi dengan praktik-praktik tradisional yang diwariskan oleh keluarganya. Di sisi lain, Parmansyah menyoroti upaya koperasi dalam menjaga kualitas kakao dan terlibat dengan pasar khusus di Eropa melalui proses fermentasi.
Perjalanan ini memberikan wawasan mendalam tentang tantangan dan solusi dalam pertanian kakao di Polewali Mandar. Melalui pendekatan agroforestri dan dukungan dari Koperasi Mitra Agribisnis Mandiri serta Rikolto Indonesia, petani di sini memiliki harapan baru untuk pertanian yang berkelanjutan dan peningkatan pendapatan.
Saya terkesan dengan semangat dan dedikasi petani yang terus berinovasi untuk mengatasi tantangan dan meningkatkan kualitas hidup mereka. Perjalanan ini menjadi bukti bahwa dengan kerjasama dan edukasi yang tepat, masa depan pertanian kakao di Polewali Mandar akan semakin cerah.
Share :
WhatsApp us