Saya tiba di Manggarai, Flores, dengan tujuan mendokumentasikan perjalanan kopi Arabika dan Robusta yang terkenal dari daerah ini. Manggarai memiliki sejarah panjang dalam dunia kopi, dan saya sangat bersemangat untuk memulai petualangan ini.
Saya bertemu dengan Yosep Janu, ketua MPIG (Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis) Kopi Arabika Flores Manggarai. Beliau memimpin 42 kelompok tani yang tersebar di tiga kabupaten: Manggarai, Manggarai Barat, dan Manggarai Timur. Yosep menjelaskan bahwa MPIG adalah lembaga yang diakui oleh negara dan bertanggung jawab menjaga kualitas serta keaslian kopi Manggarai.
Yosep menceritakan bahwa kopi pertama kali ditanam di Manggarai pada tahun 1937 oleh misionaris Belanda. Seiring berjalannya waktu, kopi ini berkembang dan menyebar ke seluruh wilayah Manggarai. Kopi Manggarai memiliki reputasi yang baik karena kualitasnya yang terjaga dari generasi ke generasi.
Saya mengunjungi beberapa perkebunan kopi di Manggarai Timur. Petani di sini menanam kopi Arabika dan Robusta dengan penuh dedikasi. Meskipun ada tantangan seperti perubahan iklim dan umur tanaman yang sudah tua, semangat para petani tetap tinggi. Mereka terus berupaya menjaga kualitas kopi yang mereka produksi.
Saya bertemu dengan Ardi Yahdian, founder Ontosoroh Coffee. Ontosoroh Coffee telah berdiri sejak tahun 2015 dan berfokus pada ekspor kopi Indonesia ke pasar global. Ardi berbicara tentang pentingnya memperkenalkan kopi Manggarai kepada dunia dan mendukung petani kopi lokal agar mendapatkan harga yang layak.
Ardi menjelaskan bahwa salah satu tantangan utama bagi petani kopi adalah harga yang tidak adil. Ontosoroh Coffee berusaha mengubah situasi ini dengan mempromosikan kopi berkualitas tinggi dari Indonesia, termasuk kopi Manggarai. Mereka ingin memastikan bahwa petani mendapatkan imbalan yang pantas untuk kerja keras mereka.
Saya juga bertemu dengan Lodovikus Vadirman, seorang tokoh penting dalam komunitas kopi Manggarai. Lodovikus menekankan pentingnya kolaborasi antara petani dan berbagai lembaga. Menurutnya, kolaborasi ini membawa banyak manfaat, seperti peningkatan pengetahuan tentang kopi, manajemen, dan pengelolaan ekonomi rumah tangga.
Lodovikus berbicara tentang kerja sama antara petani dan lembaga seperti Rikolto yang menyediakan fasilitas dan pelatihan. Fasilitas seperti mesin-mesin pulper dan rak jemur sangat membantu para petani dalam meningkatkan kualitas kopi mereka. Dengan kolaborasi ini, bahkan petani kecil pun dapat mengolah kopi mereka hingga mencapai standar kualitas yang tinggi.
Di akhir perjalanan saya, saya merenungkan cerita yang saya dengar dan pengalaman yang saya saksikan. Perubahan iklim dan tantangan lainnya mungkin mengancam masa depan kopi Manggarai, tetapi dengan dukungan dari berbagai pihak, ada harapan bahwa kopi Manggarai akan terus berkembang dan dikenal di seluruh dunia.
Perjalanan ini memberikan saya perspektif baru tentang perjuangan dan dedikasi para petani kopi di Manggarai. Saya berharap dapat menyampaikan kisah mereka melalui lensa kamera saya, agar dunia dapat lebih menghargai kopi yang mereka nikmati setiap hari.
Share :
WhatsApp us